Banyumas – Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam upaya memerangi tuberkulosis (TB). Hari ini, Senin (3/6/2024), sebanyak 30 tenaga kesehatan dari berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di Banyumas resmi memulai pelatihan Manajemen Infeksi Laten Tuberkulosis (MILTB) dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT).
Pelatihan ini merupakan angkatan kedua setelah gelombang pertama sukses diselenggarakan pada Jumat lalu. Direktur RSUD Banyumas, dr. Dani Esti Novia, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini sangat penting dan relevan untuk meningkatkan manajemen pelayanan kasus TB di Banyumas.
“Penanganan TB di Indonesia tidak hanya fokus pada pengobatan kasus aktif, tapi juga perlu memperhatikan Infeksi Laten TB (ILTB) melalui penemuan kasus dan cakupan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT),” jelas dr. Dani.
Lebih lanjut, dr. Dani menjelaskan bahwa cakupan pemberian TPT di Indonesia masih cukup rendah. Hal ini menjadi salah satu alasan utama diadakannya pelatihan ini.
Kabid SDK Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, Dwi Mulijanto, SKM., M.Si., menambahkan bahwa Banyumas menduduki peringkat 1 dalam penemuan penanganan kasus TB di Jawa Tengah pada tahun 2023.
“Tahun 2024 di triwulan 1 sudah 1.248 kasus atau 38% dari target,” katanya.
Dwi Mulijanto menuturkan bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi tingginya kasus TB di Banyumas, salah satunya dengan menempatkan 2 orang petugas khusus TB di setiap puskesmas.
“Banyak inovasi yang telah dilakukan oleh puskesmas di Kabupaten Banyumas seperti dari Sumpiuh II, Cilongok I dan Purwokerto Barat,” jelasnya.
Pelatihan MILTB dan TPT ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam menangani kasus TB, khususnya dalam menemukan dan mengobati Infeksi Laten TB. Dengan demikian, diharapkan cakupan TPT di Banyumas dapat meningkat dan kasus TB pun dapat ditekan hingga 38%.
Pelatihan ini akan berlangsung selama 4 hari, dari Senin (3/6/2024) hingga Kamis (6/6/2024) mendatang.
0 Komentar