Banyumas – Tuberkulosis (TB) masih menjadi penyakit menular yang menjadi salah satu pembunuh terbanyak di dunia. Di Kabupaten Banyumas sendiri, pada triwulan I tahun 2024, sudah ditemukan 1.248 kasus TB, dengan 20% di antaranya adalah kasus TB anak.
Melihat situasi tersebut, RSUD Banyumas berkolaborasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menggelar pelatihan "Manajemen Infeksi Laten Tuberkulosis (MILT) dan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Bagi Tenaga Kesehatan dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan".
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dalam mendiagnosis, mengobati, dan mencegah TB. Pada gelombang pertama, pelatihan ini diikuti oleh 30 dokter, dan pada gelombang kedua akan diikuti oleh perawat, analis, dan apoteker.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas, dr. Widyana Grehastuti, Sp. OG., mengatakan bahwa TB menjadi fokus utama pembangunan nasional dan masuk ke program nasional di Indonesia. Ia menekankan pentingnya diagnosis TB yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan sejak pasien pertama kali datang.
Direktur RSUD Banyumas, dr. Dani Esti Novia, mengatakan bahwa pelatihan ini merupakan salah satu upaya mendukung program pemerintah dalam layanan TB untuk masyarakat. Ia berharap dengan pelatihan ini, para peserta dapat memberikan kontribusi lebih dalam penanganan TB di Kabupaten Banyumas.
Narator pelatihan, dr. Wahyu Mustadi, Sp.P., M.Kes., menyampaikan materi tentang MILT dan TPT. Ia menjelaskan bahwa MILT adalah pengobatan untuk orang yang terinfeksi TB laten, sedangkan TPT adalah pengobatan untuk mencegah perkembangan TB pada orang yang berisiko tinggi.
Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan cakupan diagnosis dan pengobatan TB di Kabupaten Banyumas, sehingga dapat menurunkan angka kematian akibat TB.
0 Komentar