Mengenal TMS Untuk Kasus-kasus Penyakit Saraf



Oleh : dr Laksmi Purwitosari, M.Kes, SpS


Transmagnetic stimulation (TMS) adalah suatu alat stimulasi elektrik non invasive yang dapat digunakan untuk menstimulasi sel saraf otak, saraf kranial, saraf spinal dan saraf perifer, sehingga sel-sel  yang terganggu dapat bekerja kembali dengan lebih baik. TMS berguna meningkatkan aktivitas sel yang kurang aktif dengan cara peningkatan kerja neurotransmiter.  Terapi TMS dilakukan dengan memberikan gelombang elektromagnetik frekuensi rendah atau frekuensi tinggi untuk memberikan efek inhibisi pada saraf yang terlalu aktif ataupun efek eksitasi dengan mengaktivasi sel-sel yang kurang aktif.


TMS sifatnya sebagai terapi tambahan, bukan pengganti obat pada tatalaksana gangguan saraf. Pasien dengan gangguan sistem saraf tetap diberikan pengobatan sesuai standar setelah itu dapat diberikan terapi TMS untuk menunjang atau mempercepat proses penyembuhan.



Pada pasien paska stroke TMS dapat digunakan untuk membantu mempercepat pemulihan gangguan motorik (Gerakan), gangguan bahasa (afasia), gangguan menelan, gangguan memori, gangguan sensorik (nyeri paska stroke), masing-masing gangguan mempunyai prosedur terapi TMS khusus.


Selain untuk membantu mempercepat pemulihan pasien paska stroke, TMS juga bisa digunakan untuk membantu penyembuhan kasus nyeri misalnya nyeri kepala kronik seperti tension type headache, migrain dan juga dapat membantu mempercepat penyembuhan nyeri punggung bawah dan berbagai macam nyeri-nyeri saraf (nyeri neuropatik). 


TMS juga dapat membantu meringankan gejala pada pasien Parkinson, tremor dan juga pasien dengan gangguan keseimbangan, vertigo serta tinnitus. 


Sebelum menjalani prosedur terapi TMS pasien harus mendapatkan pemeriksaan dokter spesialis saraf terlebih dahulu, untuk screening dan penjelasan tentang prosedur yang akan dijalaini, dipastikan dahulu kondisi terkininya apakah memang bisa (indikasi) atau terdapat kontra indikasi sehingga tidak bisa mendapatkan terapi TMS.  Beberapa kontra indikasi antara lain mempunyai benda logam (ferromagnetik) di otaknya, terpasang pace maker jantung, sedang hamil  dll.


Terapi TMS Dilakukan dengan cara meletakkan Kumparan (coil) plastik pada daerah kepala. Hantaran listirk dialirkan melalui koil ini menciptakan suatu medan magnet yang mampu berpenetrasi melalui kulit dan tulang tengkorak dan merangsang aliran listrik di otak. Tindakan ini tidak menyakitkan tetapi bisanya tidak nyaman tergantung dari intensitas stimulasi yang diberikan. Pasien akan mendengar suara Clicking sebagai penanda aliran listrik yang berjalan melalui kumparan dan bisa terjadi aktivasi involunter dari kelompok otot yang berbeda tergantung dari posisi kumparan tempat stimulasi diberikan. Satu kali terapi berlangsung antara 30-60 menit masing-masing prosedur (kasus) akan mendapatkan beberapa kali terapi.


Pada orang tertentu TMS dapat menimbulkan sakit kepala, mual, mengantuk, kejang, binggung, gangguan memori dll namun hal ini hanya berlangsung sementara, belum ada yang melaporkan adanya efek jangka panjang.


Jika tertarik untuk mendapatkan terapi TMS di RSUD Banyumas silahkan berkonsulsultasi dan melakukan pemeriksaan saraf dengan dokter-dokter spesialis saraf di POLIKLINIK saraf RSUD Banyumas.


Disarikan dari berbagai sumber

0 Komentar